True Love It’s Bullshit! [Part 1]

true-love

|| Title: True Love It’s Bullshit! || Author: Phiyun || Genre: Romance | Sad | Hurt | Comedy (Maybe) || Cast: Sehun | Jiyeon | Myungsoo | Krystal || Support Cast : Member Exo & Member T-ara ||

Poster Credit: Laykim Design Poster (Thank’s ^^)

Cerita ini hanya fiksi belakang namun apabila ada kesamaan di dunia nyata berarti hanya kebetulan semata. Kebetulan ff ini terinspirasi dari sebuah buku  yang pernah aku baca. Penulis hanya memakai nama castnya saja sebagai bahan cerita, jadi keseluruhan cast yang ada disini milik penulis. Maaf kalau karakternya Castnya aku buat beda dari karakter  aslinya. Ini semata – mata hanya untuk isi cerita saja. Tapi kalau di dunia kenyataan Castnya milik Tuhan, keluarganya dan agencynya. Heheee… XD

Preview: Teaser || 

*** Happy  Reading ***

*Summary*

Jika ada dua kemungkinan, salah satu yang kau tidak inginkan akan lebih mungkin terjadi

OoO

Dari kejauhan terlihat ada seorang pria dan wanita sedang duduk saling berhadapan didepan meja makan. Wanita itu sedang duduk sambil menundukan kepalanya. Meskipun dengan kepala yang menunduk tapi tak menghilangkan kecantikan yang ada didalam diri Yeoja tersebut.

Sesekali gadis itu menelan salivanya untuk dapat membasahi kerongkongannya yang tercekat sedari tadi. suasana mereka berduapun menjadi tegang. Yeoja itupun lalu meraih sendok soup yang sudah tertatap rapi diatas meja tepat disamping mangkuknya. Dengan perlahan-lahan ia menyerumput soup tersebut tapi saat ia hendak menegaknya gadis itu tak mampu. Terngorongannya terasa terbakar seketika sehingga ia lalu menaruh kembali sendok tersebut diatas mangkuk tersebut sambil berkata. “Jadi…maksudmu… saat ini kau akan menikahi wanita yang tidak kau cintai, tapi memiliki kedudukan yang sama dengan kau dalam keuangan dan kedudukan sosial?” ucapnya ragu tanpa sedetikpun menatap langsung lawan bicaranya.

Namja itupun merasa sangat bersalah dengan apa yang telah ia lakukan pada kekasihnya. Dengan lembut pria itu lalu menggengam erat jari jemari yeoja tersebut yang saat itu sedang ia taruh diatas meja. “Jiyeon-ah,  percayalah padaku.” Ungkap Namja tesebut.

Jiyeon sempat terkejut saat sebelah tangannya di gengam lembut olehnya dan secara refleks kepala Jiyeonpun yang saat tadi tertunduk saat ini terangkat dan kedua mata mereka berduapun berpautan. “Aku benar-benar telah mencoba sejak lama. Tapi orang tuaku tak mau mengerti. Aku benar-benar minta maaf.” Ujarnya penuh dengan nada menyesal.

Mendengar pengakuan dari sang kekasih, Jiyeonpun dengan perlahan-lahan melepaskan tangannya dari gengaman Namja tersebut. “Baiklah kalau begitu, aku mengerti.” Tuturnya sambil menundukan kembali kepalanya kemudian Yeoja itu meneguk secangkir champagne dengan gelas yang sangat biasa yang tak jauh dari sebelah tangannya.

Melihat tingkah laku Jiyeon, pemuda itu semakin merasa bersalah karena sudah menyakiti perasaan sang gadis. Suasana mereka berduapun semakin canggung dan tak lama kemudian Jiyeonpun berkata dengan suaranya yang lemah.

“Sebenarnya, kau tidak harus minta maaf padaku. Bagaimanapun, tidak ada hal yang benar atau salah dalam cinta.”

“Jiyeon-ah, jangan mengatakannya seperti itu.”

Kemudian Jiyeon menyodorkan secangkir  champagne dengan gelas yang berbeda dengan miliknya kearah Sang kekasih. “Sama seperti bagian atas botol champagne French Cuq-Toulza. Itu hanya akan terasa enak jika kau meminumnya dari gelas kristal bukan seperti gelas yang aku pakai saat ini, benarkan?” ucap gadis itu dengan tersenyum tipis.

“Maafkan aku, Jiyeon-ah…”

“Tak apa-apa. Aku baik-baik saja. Jika kau sibuk, kau dapat pergi lebih dulu.” Ucap gadis itu sambil tersenyum simpul dan sang priapun pergi meninggalkan Jiyeon sendiri di meja makan.

OoO

Setelah ke pergian kekasihnya, airmata yang sedari tadi ia tahan akhirnya meledak dari kedua matanya. Airmatanya jatuh bergitu saja di kedua pipinya. Gadis itu mulai menangis terisak-isak tanpa suara. Lalu Jiyeon langsung meraih sebuah botol champagne yang ada di dalam buket es. Kemudian gadis itupun menuang minuman tersebut sampai memenuhi gelasnya.

Jiyeonpun lalu menghabiskan minuman tersebut dalam sekali tengukan. Setelah itu ia memegang gelasnya yang sudah kosong dengan kedua matanya yang sudah sembab oleh tetesan airmatanya.

“Jiyeon-ah, jangan menangis…” lirihnya kemudian ia menuangkan kembali minuman tersebit didalam gelasnya. “Jangan menangis…” ucapnya lagi tapi semakin ia ingin menghentikan airmatanya malah semakin deras airmata yang jatuh dari kedua sudut matanya. Bukan hanya itu saja, Jiyeon juga meraka sesak yang amat menyiksa di dalam dadanya.

OoO

Di restauran yang sama ada seseorang orang pria yang sedang bersiap-siap untuk melamar kekasihnya. Di tempat ruangan yang berbeda. Ruangan VVIP restauran tersebut sudah ia boking untuk sepanjang hari. Ruangan tersebut sudah terhias cantik, nampaknya pria itu sudah menyiapkan acara pelamaran tersebut dengan matang. Ternyata disana bukan hanya ada dia seorang tapi ada dua orang Namja yang ambil andil dalam menghias ruangan tersebut. Yap kedua pria itu adalah sahabat baiknya yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri.

“Ini hampir selesai.” Ucap salah satu sahabatnya dan tak berapa lama kemudian datanglah Namja yang akan melamar sang gadis. Pria itu sudah berpakaian rapi dengan menggunakan setelan jas army berwaran biru tua dengan dasi kupu-kupu untuk pemanis penampilannya dan tak itu saja, ia juga membawa sebuket besar bunga mawar berwarna peach yang sudah dihiasnya dengan cantik dan mewah.

“Ah, Sehun-ah… Kau sudah datang.” kata Baekhyun sambil menghampiri pria berjas biru tua tersebut.

Gomawoyo, Baekhyun-ah, Suho-ah kalian memang dapat ku andalkan.” Ungkap Sehun sambil menepuk kedua bahu milik kedua sahabatnya itu dangan wajah yang senang.

Baekhyun dan Suho ikut senang dengan apa yang sedang dirasakan Sehun. Karena mereka berdua sudah tahu kalau Sehun sudah menanti-nantikan moment ini selama lebih 7 tahun lamanya. Jadi mereka berdua mengharapkan kalau sahabatnya ini berhasil melamar kekasihnya.

“Kami telah menyelesaikan semua yang kami bisa. Ini semua terserah pada kau sekarang. Semoga beruntung.” Kata Suho dan dibalas oleh Sehun dengan angukan kepala.

Kemudian Baekhyun dan Suho pun pergi meninggalkan Sehun. Sehun menunggu kedatangan pujaan hatinya dengan perasaan harap-harap cemas karena sudah hampir 2 jam sang  kekasih tak dapat ia hubungi. Sehun tahu kalau kekasihnya itu adalah seorang model sekaligus artis yang sedang naik daun. Mereka berdua sudah bersahabat dari mereka kuliah dan mereka baru saja berpacaran selama 5 tahun. sudah banyak kenangan indah yang mereka buat dan Sehun juga sudah memutuskan untuk membuat kenangan indah itu menjadi abadi bersama dengan Yeoja tersebut.

Ternyata Sehun disana tak sendiri dia juga ditemani oleh Polo. Polo adalah seekor anjing yang telah ia rawat bersama kekasihnya Krystal dari ia kecil hingga menjadi besar seperti saat ini. Sehunpun lalu berjalan menghampiri anjing ras siberia husky tersebut dan kemudian menunjukan sebuah kotak hitam kecil kedepan hadapan Polo.

“Polo, kau harus mendoakan ku ya. Ini adalah cincin yang aku telah siapkan untuk Krystal. Bukankah ini cantik?” ujar Sehun sambil menunjuk-nunjukan cincin tersebut pada anjing kesayangannya. Polo pun mulai mengendus-endus isi dalam kotak hitam kecil tersebut. mengetahui Polo hendak akan memakannya, Sehun langsung menutup kotak hitam tersebut. “Polo-ah, ini bukan untuk kau makan.” kata pria tinggi itu seraya mengelus-ngelus lembut puncak kepala milik Polo.

OoO

~Di tempat yang lainnya~

Krystal baru saja tiba dibandara. Setibanya di seoul, Krystal langsung menghidupkan ponselnya dan binggo disana sudah banyak pesan yang ditinggalkan oleh Sehun. Setelah membaca pesan yang dikirimkan olehnya Krystal lalu langsung menghubungi Sehun.

“Tuuth…tuutth…tuuthh…”

Tak lama kemudian panggilan itupun dijawab oleh Sehun. “Halo..”

“Halo? Sehun-ah? Maaf, ada sedikit penundaan. Aku akan datang sekarang, bye bye.” kata Krystal sambil berjalan kearah parkiran.

Belum sempat gadis itu tiba di parkiran dia mendapatkan beberapa pesan dari ponselnya.

“Selamat, Nyonya Oh! Saat ini kau pasti sedang mencium Uri Sehun, aku tunggu udangan pernikahan kalian berdua!” -Baekhyun-

“Cepat kirim foto lamaranmu. Aku tidak bisa menunggu lama untuk mengolok Oh Sehun. Oh iya Sehun juga sudah menyiapkan kembang api untuk mu jadi jangan lupa kau nyalakan ya.” -Suho-

Seketika langkah kaki gadis itu terhenti. Wajahnya berubah menjadi panik dan nampaknya ia mulai enggan untuk melangkahkan kakinya menuju keparkiran mobilnya.

OoO

~Beberapa menit kemudian~

Krystal sudah meninggalkan bandara tersebut dengan mobil sedannya yang berwarna hitam. Diapun lalu menelefon kembali Sehun saat diperjalanan.

“Apakah kau sudah mau tiba?” tanya Sehun dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

Tapi balasan dari Krystal terdengar ragu-ragu ditelinga Namja tersebut. “Sehun-ah, aku tidak akan pergi ke sana hari ini. Aku sudah memberitahumu sebelumnya. Kita akan bicara tentang pernikahan nanti.” Ujar gadis itu.

Mendengar kalau sang kekasih tak bisa hadir Sehunpun langsung berfikiran kalau kekasihnya menolak lamarannya. “Lalu apakah kau menolaknya?”

“Sayang, peran di film itu benar-benar penting untukku.” balas Krystal untuk membantah dirinya telah menolak lamaran Sehun. “Mengapa kau tidak menunggu saja satu tahun lagi?” tambahnya.

Mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan oleh wanita yang ia cintai membuat pria itu terpaku. Wajahnya yang semula sumeringah berubah drastis menjadi sendu. “Jadi bagimu, pekerjaan tetap lebih penting daripada semua yang lain?” tanya Sehun dengan suara yang lemah. Tapi pertanyaannya tak dibalas oleh Krystal. Gadis itu tetap diam membisu saat diajukan pertanyaan semacam itu oleh Sehun.

Tak berapa lama kemudian Sehunpun buka suara kembali “Aku tidak ingin membuat segalanya sulit untukmu juga. Aku tidak menginginkan lima tahun kita bersama-sama dan rencana masa depan kita semua hanya menjadi sebatas impian. Aku ingin semuanya menjadi nyata untuk kita berdua, Krystal-ah.” rajuk Sehun.

“Tolong jangan membuat aku memutuskan sekarang ini!” tanpa gadis itu sadari dirinya tiba-tiba mengerem kan laju kendaranya. Pikiran gadis itu menjadi kacau, dia sebenarnya juga mencintai Sehun namun ia tak bisa melepaskan karirnya begitu saja. “Sehun-ah, Annyeong.” Ucapnya dan kemudian telefon tersebut dimatikannya secara sepihak.

Cukup lama Krystal memikirkan perkataan terakhir yang dikatakan oleh Sehun terhadapnya. Dia sekarang mulai ragu dengan keyakinannya saat tadi. dan saat dirinya menatap boneka anjing kecil yang bertengger di atas kaca sepionnya. Keputusan gadis itu menjadi bulat. Mobil itupun lalu dinyalakan kembali olehnya dan dengan cepat gadis itu langsung memutar balik laju kendaraannya.

OoO

~Ditempat yang lainnya~

Setelah pergi meninggalkan Jiyeon di restauran pria itu langsung berjalan pulang ke rumahnya namun sebelum ia sampai, tiba-tiba ponselnya berdering. Namja itu pun lalu memasang alat earphone ditelinganya sebelum mengangkat telefon gengamnya.

Eomma, kedepannya tidak peduli apapun, aku akan mengikuti keinginanmu. Jadi dapatkah Eomma tidak mengganggu Park Jiyeon lagi?” Setelah mengatakan itu Namja itupun langsung membuang alat komunikasihnya kesamping bangkuk. Wajahnya amat kesal dan diapun lalu mempercepat laju kendaraannya. Tak selang berapa lama tiba-tiba muncul sebuah mobil sedan hitam melaju cukup kencang juga dari arah tikungan dan mobil mereka berduapun bertabrakan cukup keras. Mobil Namja itu menabrak bemper mobil tersebut dan mobil sedan berwarna hitam itupun oleng dan terbalik.

Ternyata didalam mobil tersebut adalah Krystal yang hendak datang menemui Sehun di restauran namun nampaknya niatnya untuk pergi kesana tak bisa karena gadis itu langsung tak sadarkan diri setelah kejadian itu.

OoO

~Kembali lagi ke tempat restauran~

Jiyeon nampak terpuruk dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Gadis itu terus menangis dan sepertinya Jiyeonpun mulai sedikit mabuk karena dia sudah menghabiskan 2 buah botol champagne. Tak jauh dari tempat duduknya Jiyeon ternyata Sehun juga sedang duduk tepat disamping meja dimana Jiyeon berada. Perbedaan mereka adalah, ruang dinner Jiyeon ada diluar ruangan sedangkan ruang dinner Sehun ada didalam ruangan. Mereka berdua hanya terhalang oleh sebuah kaca jendela yang ditutupi oleh selembar kelambu berwarna putih.

Jiyeonpun kemudian bangkit dari bangkunya dan berjalan menuju sebuah kolam kecil yang berada tepat disampingnya. Gadis itu terdiam sambil menatap banyangannya yang terihat berantakan. “Masa depan yang kita rencanakan bersama-sama… Akankah itu tetap menjadi kenyataan?” Ucapnya sambil tetap menatap bayangannya.

Saat Jiyeon hendak berjalan kembali ke tempat duduknya, ternyata Sehun berencana akan pulang dan tak sengaja iapun bertemu dengan Jiyeon yang sudah mabuk berat. Jiyeon berjalan dengan langkah yang sempoyongan sembari memegang erat sebuah gelas dalam gengamannya. Jiyeonpun mulai bergumam sambil tetap berjalan menghampiri kursinya dan perkataan yang dilontarkan oleh Jiyeon tak sengaja didengar oleh Sehun yang saat ini sedang berjalan kearahnya sambil menuntun Polo.

“Aku semula berpikir kau akan melamar aku dan memberiku sebuah cincin yang cantik. Tapi pada akhirnya, kau hanya terus mengatakan maafkan aku.” Gumamnya dengan berlinangan airmata sambil duduk kembali ke kursinya. Sehun mendengar itupun hanya dapat mematung saat mendengarnya.

Tidak itu saja Jiyeonpun tetap mengatakan kaliamat yang membuat diri Namja itu menjadi kasihan padanya. “Jika aku tidak berpikir seperti ini sebelumnya, mungkin aku tak merasakan perasaan seperti ini.” dan dalam hitungan detik kesadaran Jiyeonpun hilang. Gadis itu pun tertidur pulas dengan kepala yang menunduk.

Melihat gadis itu sudah tak sadarnya diri Sehun pun lalu berjalan menghampirinya dan Namja itupun lalu mengeluarkan sebuah kotak hitam yang berisi cincin tersebut dan kemudian kotak itupun di taruhnya tepat di gengaman tangan Jiyeon.

OoO

“Duaar!!! Duaar!!! Duar!!!”

Jiyeonpun terbangun saat mendengar suara dentuman yang keras. Ternyata uara tersebut adalah suara kembang api. Gadis itu menatap gemerlam kembang api tersebut dengan tatapan yang kosong dan saat dirinya menundukan kepala, ia menemukan sebuah kotak hitam kecil yang tak jauh dari sebelah tangannya. Dengan perlahan-lahan Jiyeon membuka kotak hitam tersebut dan betapa terkejutnya saat dirinya melihat ada sebuah cincin yang sangan cantik.

Jiyeon terus memandangi dan memegang terus cincin tersebut. Sesekali ia menghelakan nafas yang panjang. Kedua matanya yang awalnya sudah mengering kini basah lagi dengan airmata.

“Tuhan, Apakah Engkau bercanda denganku?” ucapnya seraya menatap langit yang gelap tampa bintang.

“Cincin yang sedemikian cantik… Bagaimana bisa seseorang tidak menginginkannya? Aku sangat menginginkannya, tapi aku tidak bisa mendapatkannya. Mengapa? Jika kau memiliki uang, kau dapat membeli cinta, sedangkan jika kau tidak punya uang kau harus berkorban? Mengapa!” Teriak Jiyeon dalam tangisnya. Tak berapa lama kemudian gadis itu berdiri dari duduknya dan kemudian berjalan kearah depannya. Tatapan mata Jiyeon menatap jauh kedepan lalu iapun berkata. “Mulai saat ini, kalian orang-orang kaya… menjauhlah dariku!” teriaknya sambil melempar jauh cincin yang ada didalam gengamannya.

OoO

~1 tahun kemudian~

Dari kejauhan terlihat seorang gadis sedang berdiri ditepi jalan, nampaknya ia sedang menunggu sesuatu disana. Kedua mata Yeoja itu menatap fokus setiap taksi yang melintas didepan hadapannya sambil dengan menelefon seseorang.

Yoboseo? Apakah ini rental taksi? Bukankah itu seharusnya hanya 6 menit? Aku sudah menunggu 10 menit disini? Sudahlah! Bantu saja aku untuk membatalkannya.” Dan setelah itu Jiyeon menutup telefon gengamnya lalu Yeoja tersebut berlari ke arah halte bus. Setibanya bus itu datang, Jiyeon langsung menaikinya namun tak selang berapa lama tiba-tiba hujanpun turun dengan lebat.

Jiyeon semakin panik karena kebetuan hari ini akan diadakan rapat dikantornya dan dia juga belum sempat memberikan hasil kerja tim mereka kepada direktur. Hujanpun semakin deras setelah Jiyeon menunggu di halte bus yang tak jauh dari tempat kerjanya. Ia harus menunggu dengan sabar di tempat pemberhentian bus sampai hujan itu berhenti.

Hampir setengah jam ia menunggu dan akhirnya hujanpun reda. Gadis itupun langsung belari enuju penyebrangan namun sayangnya lampu untuk penjalan kaki berubah merah saat ia hendak menyeberang dan mau tak mau akhirnya Jiyeon pun menunggu hingga lampu tersebut berwarna hijau.

Karena sehabis hujan, seluruh jalanan menjadi basah dan tanpa Jiyeon sadari ia sedang berdiri didepan genangan air.  Gadis itu  tak menyadari dimana dirinya berpijak karena ia terlalu sibuk menatap jam yang ada di ponselnya. Beberapa menit kemudian ada sebuah motor melintas dihadapannya dengan kencang dan…

“Byurr….”

Air genangan itu tepat menyiprat tubuhnya dan didetik itu juga ada sebuah payung yang membuka lebar tepat disampingnya alhasil air genangan itupun menyiprat keseluruh kemejanya yang berwarna putih. Jiyeonpun mematung saat air genangan itu membasahi pakaiannya dan wajahnya, yang membuat dirinya semakin terpaku kaget adalah saat melihat payung yang ada disampingnya di gibas-gibaskan kearahnya oleh sang pemilik payung.

Saat sang pemiik payung tersebut menutup payung miliknya kedua mata mereka pun berpautan. Jiyeon memandang kearah pemilik payung tersebut tanpa sedetikpun mengedipkan kedua matanya. Ternyata pemilik payung itu tidak lain adalah pria yang memberikan Jiyeon sebuah cincin saat di restauran, ya dia adalah Oh Sehun.

Pria yang berperawakan tinggi yang mempunyai sorat mata yang dingin. Jiyeon masih tetap terpaku namun tak lama kemudian lamunan gadis itu dibuyarkan oleh Sehun. “Apa ada masalah?” ungkap pria jangkung itu dengan ekspresi wajah yang datar.

Disaat itu juga Jiyeonpun tertawa sambil menggidikkan kedua pundaknya sambil berkata. “Menurutmu?” tapi perkataan Jiyeon langsung dibantah oleh Sehun. “Kalau begitu kenapa kau tidak menghindar?” sambil menatap Jiyeon dari bawah kaki sampai ujung rambutnya yang sudah basah kuyup oleh genangan air tersebut.

Mendengar perkataan Sehun yang seperti mengejeknya membuat gadis itu naik pitam. Jiyeon lalu berjalan kehadapan Sehun dengan amarah yang membeludak. “Hei, bukannya aku tidak menghindar, tapi karena aku tidak bisa melihat motor datang karena kau berdiri di sana! Dan meskipun kau ingin menghindar, kau tidak perlu menghindar di belakangku.”

Tapi sepertinya Namja tersebut tak terima dengan ucapan Jiyeon. Sehunpun lalu membantahnya dengan terang-terangan. “Kau yang sibuk melihat ponsel dan  yang aku lakukan hanyalah mundur satu langkah ke belakang!”

“Kamulah yang terus menggoyangkan payungnya dan mencipratkan airnya kepadaku. Bukankah kau harus bertanggung jawab?” tutur Jiyeon tak mau kalah. Merasa kasian kepada Jiyeon akhirnya Namja itupun mengeluarkan dompetnya dari dalam kantung celananya. ” Baik, jika kau mau seperti ini, biaya binatunya. Aku akan…” belum sempat Sehun menyelesaikan ucapannya ia baru tersadar kalau dia tak mempunyai uang kontan didalam dompetnya, disana hanya ada beberapa kartu ATM.

Sehun mulai sedikit gugup saat Jiyeon menatap kearah dirinya dengan cepat pria itu langsung menutup kembali dompetnya dan mengambil sesuatu dari dalam kantung jasnya. “Aku akan membayarnya. Bukankah itu cukup?” ucapnya sambil memberikan secarik kartu nama miliknya kepada Jiyeon dan setelah itu Sehun pun pergi berlalu meninggalkannya.

OoO

Beberapa saat kemudian Jiyeonpun kembali berpapasan dengan Sehun. Karena merasa kesal Jiyeonpun berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Namun gadis itu mulai terusik saat Sehun terus menerus mengikuti dirinya dari belakang.

Langkah kaki gadis itupun dihentikannya dan kemudian Jiyeonpun membalikkan tubuhnya kebelakang. “Tuan, apakah ada sesuatu yang salah denganmu saat ini?” tanya Jiyeon dan dibalas dengan santai oleh Sehun. “Tidak ada.”

“Kalau begitu kenapa kau terus mengikutiku?”

“Ah, jadi sekarang kau pikir bahwa setiap orang yang berjalan di jalan ini sedang mengikutimu? Hah?” mendengar balasan yang masuk akal dari mulut Namja itu membuat Jiyeon yang saat tadi ingin membalas ucapannya menjadi tak berkutik. Dengan langkahnya yang berat gadis itupun melanjutkan perjalananya tanpa menggubriskan perkataan yang baru saja dilontarkan oleh Sehun.

OoO

Saat Jiyeon hampir sampai di kantornya ia tak sengaja melihat ada banyak buket bunga ucapan selamat dibukanya perusahaan baru tepat di seberang kantornya. Jiyeon menjadi penasaran perusahaan macam apa yang baru saja buka didekat kantornya bekerja. Lalu gadis itupun masuk untuk melihat lebih dekat perusahaan tersebut. dan betapa terkejutnya saat ia melihat tulisan palang yang tertera disana.

“Agen perceraiaan? Apa yang mereka lakukan disini?” gerutu Jiyeon dan tampa berpikir panjang palang nama perusahaan tersebut ia tutupi dengan buket bunga ucapan selamat. Sebelum gadis itu pergi dari sana ia melirik keadaan sekitarnya apakan sudah aman atau belum. Melihat keadaan yang memungkinkan Jiyeon langsung berlari cepat menuju kantornya yang ada diseberang.

Ternyata disana sudah ada Sehun yang memata-matainya. Pria itu sengaja bersembunyi tak jauh dari sana dan Namja itupun masuk ke tempat yang sama disaat Jiyeon masuk. Sehun sempat kaget saat melihat plang nama perusahaannya segaja ditutupi oleh karangan bunga ucapan selamat.

“Wanita aneh?” gumam Sehun sambil menatap sinis kearah Jiyeon yang sedang berlari masuk ke dalam kantornya.

OoO

Setibanya disana Jiyeon langsung diberi tahu oleh rekan kantornya kalau tim mereka sudah berhasil menjodohkan seribu pasangan dan rekan – rekan Jiyeon berniat mengadakan pesta kecil – kecilan untuk kesuksesan yang sudah mereka raih. Jiyeonpun setuju dengan ide itu dan merekapun mulai mendekorasi ruangan kerja mereka sebelum direktur mereka tiba di kantor.

Tak berapa lama kemudian datanglah tamu yang selama ini telah ditunggu-tunggu. “Selamat, Boss! Selamat… atas seribu pasangan, kebahagiaan menjodohkan bersama!” ucap mereka kompak dengan ekspresi wajah yang suka cita namun yang ditunjukan oleh atasannya berbeda. Dalam hitungan detik keadaan diruangan tersebut menjadi canggung. Wajah mereka yang semulanya ceria berubah menjadi sebaliknya.

Melihat para anak buahnya menjadi canggung, atasannya pun mulai membuka suaranya. “Pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih pada kalian semua. Karena kerja keras kalian, kita dapat mencapai target menjodohkan seribu pasangan.” Ujarnya sambil menepuk tangan dengan senang melihata atasannya gembira semua anak buahnyapun ikut bertepuk tangan dan suasana yang canggung itupun hilang namun itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba sangg bos mulai berkata dengan kata yang serius sesudahnya.

“Tapi apa kalian tahu apa artinya kesuksesan menjodohkan seribu pasangan ini?” tanyanya dan tak ada seorangpun yang dapat menjawab pertanyaan wanita tersebut.

Lalu Yeoja itupun angkat bicara lagi. “Jika mereka bukan anggota, mereka tidak akan membayar biaya keanggotaan. Jadi, kita hanya boleh bahagia sebentar untuk kesuksesan menjodohkan. Dengan waktu yang tersisa, kita harus bekerja lebih keras lagi untuk menarik anggota baru. Saat kita kehilangan anggota lama, kita menarik anggota baru. Kehilangan anggota lama, menarik anggota baru.” Ungkapnya lagi sambil menatap kearah Jiyeon.

Tak berapa lama kemudian Yeoja itu lalu berjalan kearah papan reklame yang tak jauh dari tempatnya berpijak. “Raja dan Ratu Popularitas ini… Berapa lama Raja dan Ratu Popularitas ini ada di sini? Apa yang sedang kalian lakukan? Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya kembali dan Yeoja itupun meminta timnya untuk mencari raja dan ratu popularitas baru dalam waktu kurang dari sebulan. Semua anak buahnyapun terkejut dengan permintaan sang bos. Tapi mereka tak bisa melakukan apapun dan pada akhirnya mereka harus siap menjalankan tugas yang telah direncanakan oleh atasannya tersebut.

OoO

~Dimalam harinya~

Sehabis pulang bekerja wanita itu langsung pulang kerumah untuk beristirahat, namun saat ia baru tiba dirumah dan berniat mengganti pakaiaan tak sengaja ia mendengar suara ribut dari luar.

 “Suara apa itu?” dan tiba-tiba Jiyeon baru sadar kalau ia lupa mengunci pintunya. Dengan perlahan-lahan ia menuruni anak tangga sambil terus berjalan keasala mula suara tersebut dan binggo disana ada sesosok bayangan sedang sibuk memasuki pintu dengan membawa sesuatu barang yang cukup besar di kedua tangannya. Tampa basa – basi Jiyeonpun mempercepat langkah kakinya dan ia lalu mengangkat gagang sapu yang saat tadi sudah ia bawa dari dalam kamarnya.

“Klik…”

Lampu pun hidup dan gagang sapu itu hampir saja mengenai kepala orang yang disangka Jiyeon adalah pencuri. “Eonni!” teriak Jiyeon dengan wajah yang terkejut. “Kenapa kau kesini? Bukannya kau ikut pergi bersama suami mu ke China?” tanya Jiyeon kembai namuan Yeoja itu tetap terdiam dan kemudian masuk kedalam bersama dengan kper besarnya.

OoO

Lalu kakak Jiyeonpun menceritakan tentang keadaannya yang sedang ia alami oleh adiknya.

“Cerai?! Kenapa?”

“Apa lagi kemungkinannya?” balasnya dengan nada yang lesu.

“Jadi, apakah kakak ipar selingkuh? Bukannya kalian baru saja menikah sekitar setahun yang lalu.”

“Mau bagaimana lagi, aku tak dapat mengendalikan dirinya dan dia juga tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.” ucapnya kali ini dengan suara yang sedikit bergetar.

Jiyeon dapat memahami perasaan yang dialami oleh kakaknya Hyomin. Tapi ia tak bisa banyak membantunya karena sedari awal dia sudah memberitahu kepada kakaknya kalau semua laki-laki kaya itu pasti akan meninggalkan wanita yang jauh dari starta mereka. Karena Jiyeon lebih dahulu merasakan hal semacam itu dibandingkan sang kakak.

Eonni bukan wanita yang materialistis. Kenapa Eonni harus menikah dengan pria kaya dan tampan?” ungkap Jiyeon dengan wajah yang sedih. Melihat adiknya ikut sedih melihat keadaannya Hyominpun lalu menarik lengan adiknya yang sedang berdiri disampingnya untuk duduk didekatnya.

“Jiyeon-ah, aku teringat tentang ucapanmu bahwa pria yang tinggi, kaya dan tampan tidak dapat diandalkan. Tapi pernahkah kau serius memikirkan hal itu?”

“Hyomin Eonni…

“Jawablah aku, Jiyeon-ah. Apakah kau benar-benar berpikir kalau orang kaya tidak dapat dipercaya atau itu karena bayangan gelap dari Kris?”

Seketikan Jiyeon terdiam, ia tak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hyomin sang kakak. Dengan terbata-bata Jiyeonpun mengeluarkan segenap kekuatannya untuk menjawab. “A-aku akui kalau masalah Kris sebuah pukulan berat bagiku tapi…sudah banyak juga hal yang semacam itu yang terjadi di sekitar kita.”

“Jiyeon-ah, fokuslah. Masalah kau dan Kris dulu adalah masalah mu jangan pernah kau menyamakan masalahmu dengan masalah orang lain dan tak semua pria kaya tak bisa kau andalkan mungkin saja suatu hari perjalanan cintamu lebih baik dari pada perjalanan cintaku. Jadi kau jangan pesimis ya, Jiyeon-ah.” Kata Hyomin seraya menepuk pelan atas bahu milik adiknya dan Jiyeonpun hanya dapat membalas perkataan kakaknya dengan anggukan kepala.

“Oh iya Jiyeon-ah, apakah besok kau ada waktu?”

“Memangnya ada apa Eonni?

“Bisakah kau menemaniku besok ke acara pesta perceraiaan?”

“Apa pesta perceraian?!” ujar Jiyeon dengan nada yang kaget, karena baru kali ini ia mendengar pesta perceraian di sepanjang hidupnya.

“Aku tak yakin bisa menghadapinya bila tak ada kau disampingku.” Pintanya pada Jiyeon.

OoO

~Di tempat yang lainnya~

“Bersulang!!!”

Terlihat ada tiga orang Namja sedang asik duduk di sebuah meja bar dan salah satu dari mereka terlihat sangat senang bahkan Namja itu terlihat sudah mabuk. “Kita sangat beruntung, Sehun-ah. Hari pertama perusahaan kita buka. Kita sudah mendapati satu klien dan semuanya berjalan dengan lancar.” Celotehnya dengan terkekeh. “Tapi Sehun-ah,  kau padahal bisa menjadi seorang pewaris kaya dan menjalani kehidupan yang nyaman. Kenapa kau membuat dirimu susah?” tambah Baekhyun dengan keadaan yang sudah semakin mabuk.

Ucapan Baekhyun semakin mengawur saat berbicara didepan Sehun. “Hei, Sehun-ah. Kau sangat jenius. Jika setahun yang lalu Krystal tidak pergi tampa mengatakan sepatah katapun, kau tidak akan memiliki inspirasi yang besar seperti  ini. Kau tidak akan pernah memulai dengan Agen Pembaharuan Perceraian! Benarkan?” Ujarnya dan dalam waktu beberapa detih tubuh Baekhyunpun roboh dan iapun tak sadarkan diri karena terlalu mabuk.

Sehun hanya dapat terpaku saat mendengar ucapan yang baru saja dikatakan oleh sahabatnya. Luka yang awalnya sudah iatutupi sekarang terkuak lagi. Suho menyadari kalau Sehun merasa risih dengan perkataan yang baru saja diucapkan oleh Baekhyun padanya. “Sehun-ah, jangan kau masukkan ucapannya tadi. dia tadi sedang mabuk.” Sehunpun membalas perkataan Sehun dengan menarik kedua sudut bibirnya dengan lemah tampa mengucapkan sepatah katapun.

OoO

~Keesokan harinya~

Disebuah ruangan yang tak cukup besar sudah tertata rapih dengan rangkaian bunga lily dan rose di setiap sudut ruangan dan tak disana saja meja-mejapun sudah diperhias dengan dekorsi dan disana juga sudah banyak makanan manis dan minuman yang sudah terhidang. Ternyata Hyomin sudah tiba terlebih dahulu diacara perceraian mereka sebelum Jiyeon datang. Di ruangan tersebut dipasang juga beberapa video saat dirinya masih bersama dengan mantan suaminya Hyunshik. Airmata Hyominpun mengalir begitu saja di kedua pipinya saat mengingat moment manis mereka. Yang membuat Hyomin semakin sedih adalah mantan suaminya sama sekali tak merasa sedih, dia malah asik becanda dan bersenang gurau di meja yang lain tampa mau sedetikpun menghampirinya.

Tak berapa lama kemudian datanglah Jiyeon dengan memakai dress hitam. “Mianhae, Eonni aku datang terlambat.” Dan tampa sengaja Jiyeon melihat kakaknya menangis. Dengan cepat Hyomin langsung menghapus airmatanya. “Aku baik-baik saja, Jiyeon-ah, kau tak usah khawatir.” Kata Hyomin sambil menunjukan senyuman yang lembut kearah Jiyeon.

Tak lama kemudian acara pesta tersebutpun dimulai. Hyomin dan Hyunshik diminta oleh pembawa acara untuk naik keatas panggung. Hyomin enggan untuk melakukannya karena ia masih merasa berat untuk melepaskan suaminya namun saat melihat Hyunsik tersenyum senang diacara ini, pikiran Hyominpun goyah, lalu dengan langkah kaki yang mantap wanita itupun berjalan keatas panggung.

Lalu MC pun memulai acaranya “Kita semua tahu bahwa mengucapkan selamat tinggal untuk sebuah pernikahan memerlukan kebijaksanaan tapi lebih penting, keberanian yang diperlukan. Tapi sebelum mereka memutuskan janji pernikahan secara resmi, mari kita mengundang mereka berdua untuk saling meminta maaf atas pernikahan yang tidak sempurna ini. Apakah ada sesuatu untuk dikatakan?” tanya MC tersebut kepada kedua belah pihak.

“Semua orang tahu itu aku selalu baik kepada dia jadi aku tidak punya hutang apapun.” ucap Hyunsik didepan hadapan Hyomin dan Hyominpun membalasnya. “Kami tidak punya hutang apapun satu sama lain. Aku seharusnya berterima kasih kepadamu sebagai gantinya. Meskipun pernikahan kita hanya bertahan sekitar satu tahun, tapi aku sangat bahagia.” Dengan suara yang bergetar dan acara itupun selesai. Hyomin dan Hyunsik pun turun bersama-sama dari atas panggung.

Jiyeon menjadi kesal saat melihat mantak kakak iparnya bersikap seperti tak ada apapun yang terjadi diantara mereka berdua. Hyunsik terlihat gembira sedangkan kakaknya terlihat sedih dan bagi Jiyeon semua ini tak adil untuk kakaknya karena hanya kakaknya saja yang merasakan luka akan perpisahan.

Jiyeonpun lalu berjalan menghampiri kakaknya yang wajahnya mulai pucat pasih. “Eonni? Gwenchana?” dan Hyominpun membalas pertanyaan adiknya dengan seulas senyuman. “Hemm… aku pergi mencari angin dulu, ya. Nanti aku kembali lagi.”

Jiyeon tak dapat berbuat apa-apa dia tahu kalau kakaknya ingin menyendiri untuk beberapa saat maka dari itu Jiyeon membiarkan kakaknya untuk pergi. Ternyata didalam acara tersebut ada seorang laki-laki yang terus menatap kearah dirinya dan Jiyeon tak menyadarinya. Yap, pria itu adalah Sehun yang kebetulan juga dia acalah seorang owner dari perusahaan agen perceraian tersebut.

Bahkan Jiyeon tak menyadari kalau dirinya sudah hampir dua kali berpapasan dengan dirinya. “Apakah ia tak mnegenali ku?” gumam Sehun kembali saat Jiyeon pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Sehunpun lalu berniat mengikuti kemana Jiyeon akan pergi namun saat dirinya hendak keluar dari ruangan tersebut ada sepasang kekasih yang menghampirinya.

“Tuan, Oh?”

“Ah, Tuan Kim? Suatu kebetulan anda  datang kepesta ini?” ucap Sehun. “Hai, Nona Lee. Anda kesini bersama dengan Tuan Kim juga?” Sehun mulai sedikit bingung dengan apa yang baru saja ia lihat.

Lalu Tuan Kim pun memberi tahu maksud kedatangannya kesini kepada Sehun. “Sejak kami memintamu untuk mengatur pesta perpisahan yang ramah bagi kami, aku pada awalnya berpikir takdir kami berakhir di sini. Aku menyadari setelah kami berpisah, aku tak dapat jauh darinya. ia sangat berharga untuk ku.” ungkapnya sambil mengegam lembut jari jemari Nona Lee.

“Ini adalah hal yang baik untuk belajar bagaimana menghargai sesuatu setelah kau kehilangan sesuatu itu.” Tambah Nona Lee dan dibenarkan oleh Tuan Kim.

“Itulah mengapa kami berpikir bahwa kami harus datang kemari dan mengucapkan terima kasih. Aku menyadari sekarang arti di balik ‘menyisakan hubungan baik’ adalah untuk membantu hasil selanjutnya dari kebahagiaan yang sesungguhnya. Tidak heran perusahaanmu dinamakan Agen pembaharuan Perceraian.” kata Tuan Kim. Mendengar mantan kliennya menemukan kebahagiannya yang sesungguhnya. Sehunpun turut bahagia. “Bagaimanapun, aku ucapkan selamat untuk kalian berdua.” sambil memberi selamat kepada mereka berdua.

OoO

~Ditempat lainnya~

Jiyeon baru saja keluar dari kamar mandi dan disana juga ia berpapasan lagi dengan Sehun, namun kali ini Jiyeon menyadari ke beradaannya. “Oh! Neo!!” sambil jari telunjuknya menunjuk kearah pemuda tersebut.

“Aku seharusnya yang bertanya kepadamu. Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Sehun sembari berjalan mendekati Jiyeon. “Oh, kau adalah anggota keluarga dari pemeran wanita hari ini? Seorang teman? Apa hubungannya denganmu? Kau begitu terlihat kesal. Kau pasti anggota keluarganya, kan?” tambahnya dan Jiyeon pun mulai merasa risih dengan pertanyaan yang terus menerus di lontarkan oleh Sehun kepadanya.

“Bagaimana denganmu, kalau begitu? Apa yang kau lakukan di sini? Oh.. kau pasti teman kakak ipar ku. Tidak diragukan orang semacam dirimu ikut hadir diacara ini. Kalian semua hanya sekelompok pesolek yang sombong!” cibir Jiyeon dan saat gadis itu hendak pergi dari hadapan Sehun, tiba-tiba sebelah tangan Sehun menjegal Jiyeon untuk pergi.

Sontak Jiyeonpun kaget dengan apa yang dilakukan oleh Namja itu. Tubuh Jiyeonpun lalu dirapatkan oleh Sehun ke pinggir tembok dengan posisi tangan yang masih menghalangi Jiyeon. Namun gadis itu tak hilang akal. Jiyeonpun lalu berjalan berlawanan arah namun itu percuma karena Sehun terlebih dahulu sudah menjegal kembali Jiyeon dengan sebelah tangannya yang lain.

Tubuh mereka berduapun semakin merapat dan kepala Sehunpun mulai ia tundukan kebawah untuk dapat melihat lebih dekat wajah gadis itu bahkan Jiyeon dapat merasakan hembusan nafas beratnya. Kedua mata Jiyeonpun membulat lebar tanpa mengedip sedikitpun saat wajah mereka semakin lama semakin dekat dan hanya terpaut beberapa inci jarak mereka berdua.

~TBC~

Halo…halo….

Sesuai janji ku, aku bakalan aktif untuk mengupdate FF di sini jadi mohon dukungannya ya untuk tidak menjadi sider, hehe 😀 biar miminnya jadi lebih semangat lagi untuk buat kelanjutannya ^^ maap bila ada kata typo yang bertebarang dimana-mana soalnya authornya juga Cuma manusia biasa.

FF kali ini adalah remake/terinspirasi dari drama taiwan yang berjudul Murphy’s Law Of Love. Semoga kalian menyukainya…

Sampai ketemu dipart selanjutnya,  gomawo udah menyempatkan waktunya untuk mampir kesini  ❤

16 pemikiran pada “True Love It’s Bullshit! [Part 1]

Komen Juseyo (^o^)/